h1

JAGAD GEDE vs JAGAD CILIK (Bag. Pertama)

May 9, 2013

Alam semesta dimana seluruh makhluk Allah berada dan merupakan manifestasi dari Tuhan memiliki sebuah sistem yang tertata rapi dan keseimbangan yang sempurna dan paripurna. Sistem alam semesta ini seringkali disebut sebagai sistem macro-cosmos atau orang Jawa menyebutnya sebagai “Jagad Gede”. Kesempurnaan sistem alam semesta ini disebutkan Allah dalam Surat 54:49, Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

Salah satu sistem hukum Allah yang berlaku dalam alam semesta adalah hukum Kepastian dimana seluruh alam semesta bekerja dalam kadar atau ukuran yang pasti. Seringkali kita mendengar terminologi “takdir Allah”. Takdir sendiri sebenarnya bermakna ukuran, sehingga takdir Allah tidak akan keluar dari ukuran-ukuran yang telah ditetapkan Allah. Manusia yang akan diazab Allah adalah manusia yang melanggar batas-batas ukuran. Kalau kita mengerti hakikat tentang takdir ini, sebenarnya ketika kita melanggar Hukum Kepastian yang berdasarkan ukuran ini, maka bukanlah Allah yang mengazab diri kita, namun kitalah yang sedang menganiaya diri sendiri.

Lebih lanjut, alam semesta ini diatur oleh Hukum Kepastian yang berdasarkan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Surat 25:1-2, Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna merupakan miniatur dari alam semesta. Sistem yang berada dalam diri manusia, seperti halnya alam semesta, juga merupakan sebuah sistem yang memiliki keseimbangan yang sempurna dan paripurna. Sistem dalam diri manusia yang merupakan miniatur dari sistem alam semesta ini disebut sebagai sistem micro-cosmos atau orang Jawa menyebutnya sebagai “Jagad Cilik”.

Sistem dalam Jagad Cilik ini diatur dengan sempurna sebagaimana Allah mengatur sistem Jagad Gede. Kesempurnaan sistem ini antara lain disebutkan Allah dalam Surat 95:4, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Saya melihat pentingnya kita untuk memperhatikan dan memahami konsep Jagad Cilik ini dengan baik dan benar untuk mengambil pelajaran daripadanya, sebagaimana diperintahkan Allah dalam Surat 51:21, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Perlunya memperhatikan sistem Jagad Gede dan Jagad Cilik ini karena kedua merupakan representasi satu sama lain. Jagad Gede merupakan perwujudan Jagad Cilik dan sebaliknya Jagad Cilik juga merupakan perwujudan Jagad Gede.

Secara fungsional, sistem dalam diri manusia ini terdiri dari delapan sub-sistem yang jika ditelaah juga mencerminkan sistem yang terjadi dan seharusnya diatur dalam masyarakat, yaitu sub-sistem otak dan tulang belakang, jantung dan pembuluh darah, tulang, reproduksi, panca indera, kekebalan, pencernaan dan kosmetika atau penampilan.

Pertama, sub-sistem otak dan tulang belakang. Kita perlu memperhatikan bahwa Jagad Cilik ini dipimpin oleh rasionalitas yang berada pada daerah otak, namun hakikatnya otak dan rasionalitas seharusnya dipimpin oleh keberadaan Tuhan yang berlokasi di dalam Sudur atau Cakra atau yang berada di daerah tulang belakang sejak dari tulang ekor hingga mencapai batang otak. Jika otak dipimpin oleh wahyu yang berada di dalam sudur atau tulang belakang manusia, maka pikiran rasional akan meningkat menjadi pikiran intuitif yang jauh lebih dahsyat.

Konsep ini selayaknya diterapkan pula dalam masyarakat bangsa dan negara. Pemimpin negara harusnya dipimpin tidak oleh rasio otak berdasarkan pikiran dan nafsunya sendiri, tetapi dipimpin oleh wahyu Tuhan, atau orang Jawa mengungkapkannya dengan pemimpin yang dipimpin oleh wahyu atau Satrio Pininandhito Sinisihan Wahyu.

Di dalam al Quran, Allah sudah memperingatkan bahwa sistem otak harus dipimpin oleh tulang belakang, bahwa pemimpin suatu negara haruslah dipimpin oleh wahyu, sebagaimana disebutkan dala Surat 7:3 Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).

Kedua, sub-sistem jantung dan peredaran darah. Kita perlu memahami bahwa darah adalah bahan untuk mengantarkan makanan dan oksigen yang diperlukan oleh setiap sel di seluruh tubuh untuk dapat hidup dan melakukan regenerasi. Jika kualitas darah buruk, maka tubuh akan rusak. Jika kualitas pembuluh darah buruk, maka makanan dan oksigen tidak dapat terdistribusi dengan baik. Jika ada satu bagian saja dari tubuh manusia, tidak mendapatkan distribusi makanan dan oksigen melalui darah dengan baik, maka tubuh itu akan membusuk dan akan mempengaruhi kesehatan seluruh tubuh dan membuat organ tubuh yang lain mejadi sakit.

Sub-sistem peredaran darah ini mencerminkan sistem perekonomian dalam suatu bangsa dan negara. Bagaimana tubuh akan mengembang jika sistem pembagian makanan dan oksigennya tidak baik. Bagaimana sebuah negara dapat hidup dengan sejahtera jika kue ekonomi tidak terdistribusikan dengan adil dan merata.

Di dalam al Quran, banyak sekali ayat mengatur pembagian kue ekonomi ini agar harta jangan beredar di kalangan orang kaya saja, sebagaimana antara lain disebutkan dalam Surat 59:7, Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

Ketiga, sub-sistem tulang dan syaraf. Kita perlu memahami bahwa tubuh dapat berdiri dengan tegak karena adanya sistem tulang yang kokoh. Tubuh kita dapat tersangga dengan baik dan berjalan akibat sistem tulang. Sistem tulang bahkan juga mengambil bagian dalam pencernaan melalui gigi dan petunjuk Tuhan melalui tulang belakang atau sudur.

Sub-sistem tulang dan syaraf ini mencerminkan sistem kepastian dan penegakan hukum dalam masyarakat yang harus kuat, adil dan tidak pandang bulu.

Di dalam al Quran, hukum yang berlaku dalam sebuah pemerintahan (ulil amri) yang dilandasi oleh hukum-hukum Tuhan merupakan pendoman hidup yang harus dipegang teguh oleh warga masyarakatnya, sebagaimana disebutkan dalam Surat 4:59, Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Keempat, sub-sistem pencernaan. Manusia hidup membutuhkan makanan, tetapi manusia tidak hidup untuk makan. Makanan yang dikonsumsi manusia haruslah memiliki kandungan gizi yang baik atau di dalam al Quran disebut sebagai Toyib dan tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan atau disebut Halal. Tidak semua makanan dapat dimakan dan pola makan juga harus diatur. Diet yang merupakan pengaturan pola konsumsi makanan merupakan perintah Tuhan di dalam Al Quran, sebagaimana disebutkan dalam Surat 80:24, maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

Sistem pencernaan manusia jika diperhatikan tidak cocok untuk makanan daging-dagingan atau carnivora karena memiliki usus yang sangat panjang, sehingga daging, terutama untuk hewan berkaki empat, sulit dan lama sekali untuk dicerna. Makanan yang sebenarnya cocok untuk manusia adalah biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan.

Sub-sistem pencernaan ini mencerminkan sistem sebuah entitas diri, masyarakat, bangsa dan negara untuk mengembangkan kebudayaan dan teknologinya, yaitu dengan mengambil apa yang baik dan cocok untuk kemaslahatan diri, masyarakat, bangsa dan negara dan kemudian mencernanya dan mengadaptasikannya dengan baik sehingga membangun sebuah entitas diri, bangsa dan negara yang sehat.

Di dalam al Quran, sistem pencernaan untuk mengambil pendapat atau apa saja yang baik dari orang lain, disebutkan dalam Surat 39:17-18, Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Kelima, sub-sistem kekebalan. Manusia hidup tidak lepas dari unsur penyakit dari luar yang mungkin disebabkan oleh iklim, kuman, bakteri, interaksi dengan manusia atau makhluk lain, pola hidup tidak sehat dan sebagainya. Manusia tidak mungkin dapat hidup di alam yang steril dari penyakit. Oleh karena itu, diperlukan sistem kekebalan yang kuat agar tidak terkena penyakit atau kalaupun terkena, dampaknya tidak terlalu parah dan lekas disembuhkan. Di dalam tubuh manusia, banyak sekali elemen yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, seperti darah putih, enzym, tiroid, hati, ginjal dan sebagainya.

Sistem kekebalan tubuh ini mencerminkan pertahanan, keamanan dan intelijen dalam suatu entitas diri, masyarakat, bangsa dan negara. Manusia baik secara individual maupun kelompok harus kuat dan kompak dalam menghadapi hal-hal yang negatif baik yang berasal dari dalam maupun dari luar sehingga tidak mudah goyah dan dihancurkan.

Di dalam al Quran, sistem kekebalan ini antara lain disebutkan dala Surat 61:4, Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Keenam, sub-sistem panca indera. Manusia hidup akan selalu berinteraksi dengan manusia lain dan alam semesta di luar dirinya. Dalam proses interaksi ini, Allah telah memberikan manusia instrumen berupa pendengaran, penglihatan, perasaan, perabaan, penciuman, akal dan pikiran. Instrumen panca indera inilah yang merupakan garda terdepan dalam interaksi sebelum pada akhirnya diproses oleh otak dan tulang belakang.

Sub-sistem panca indera ini mencerminkan hubungan interaksi entitas manusia, masyarakat, bangsa dan negara. Interaksi panca indera akan menimbulkan persepsi, persangkaan dan pengambilan kesimpulan. Jika persepsi, persangkaan dan pengambilan kesimpulan ini tidak menggunakan akal sehat, maka yang terjadi adalah kedengkian dan kebencian yang berujung kepada perselisihan dan bahkan peperangan.

Banyak sekali ayat di al Quran yang mengatur mengenai sub-sistem panca indera yang merupakan interaksi antar entitas ini, sebagaimana antara lain disebutkan dala Surat 49:10-12, Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ketujuh, sub-sistem reproduksi dan regenerasi. Segala sesuatu yang ada di dunia ini akan punah kecuali Allah. Sel-sel di dalam diri manusia mempunyai umur yang kemudian akan mati. Sel-sel yang mati kemudian akan digantikan dengan sel-sel baru sehingga tubuh kita hari ini sebenarnya merupakan tubuh yang sel di dalamnya terus memperbaharui diri. Manusia pun pada saatnya akan mati. Oleh karena itu sistem regenerasi dan reproduksi harus berjalan terus untuk keberlangsungan kehidupan. Sistem reproduksi dalam diri manusia dimiliki antara lain oleh sistem sel dan sistem kelamin.

Sistem reproduksi dan regenerasi ini mencerminkan sistem keberlangsungan dan kesinambungan kehidupan yang harus terus berjalan dalam entitas diri, masyarakat, bangsa dan negara. Ini antara lain diwujudkan dengan sistem pendidikan dan pengajaran yang baik sehingga menghasilkan kader yang leih baik daripada pendahulunya atau gurunya.

Di dalam al Quran, Allah memerintahkan manusia untuk membangun regenerasi yang kuat sebagaimana disebutkan dalam Surat 4:9, Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Lebih lanjut, Allah juga memberikan perumpamaan untuk melakukan regenerasi ini dengan tanaman yang selalu menghasilkan buah dan selalu menghasilkan tunas, sebagaimana disebutkan dalam:

Surat 14:24-25, Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Surat 48:29, Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Kedelapan, sub-sistem penampilan. Manusia hidup tidak dapat dipisahkan dengan penampilannya. Penampilan, meskipun terkadang tidak mencerminkan isi, namun merupakan kesan pertama yang perlu diperhatikan. Kalau kita berpakaian bersih, rapi dan sopan sesuai dengan budaya setempat, bertutur kata ramah, berperilaku yang baik serta menyesuaikan diri dengan budaya setempat, tentu akan banyak manusia yang dapat kita pengaruhi secara baik.

Sub-sistem penampilan ini merupakan perwujudan dari budaya dari sebuah masyarakat, bangsa dan negara. Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal sistem penampilan atau budaya ini.

Pertama, jika kita hidup di dalam suatu budaya masyarakat, bangsa dan negara, maka kita diperintahkan Allah untuk melebur atau berasimilasi dengan budaya setempat, agar kita dapat diterima. Marilah kita perhatikan Surat 17:84, Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

Kedua, dalam hal berhubungan dengan budaya masyarakat, bangsa dan negara lain, kita diperintahkan untuk ber “ta’aruf”. Ta’aruf seringkali diterjemahkan sebagai saling mengenal, padahal makna ta’aruf lebih mendalam dari sekedar saling mengenal. Ta’aruf memiliki arti saling mengenal, saling memahami, saling mempelajari dan saling bertukar hal yang baik. Prinsip penampilan untuk berta’aruf ini diperintahkan Allah dalam Surat 49:13, Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal, saling memahami, saling mempelajari. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Kedelapan sub-sistem di dalam Jagad Cilik ini merupakan perwujudan dari sistem yang terjadi pada Jagad Gede di dalam masyarakat, bangsa dan negara.

(bersambung)


Kompasiana