h1

mengintip pemotretan ”foto bugil”

May 4, 2013

Semakin berkembang kemajuan teknologi, diiringi juga dengan kemajuan akan  kebutuhan ‘yang aneh”  di salah satu bidang misalnya fotografi. misalnya  pemotretan bidang fotografi dengan yang gambarnya banyak foto-foto ‘maaf yang tak senonoh atau bugil…

Pernah akoE melihat foto bugil di salah satu media sosial, tanggapanku itu palsu, itu hanya editing maklumlah telah banyak program tuk mengedit foto misalnya fotoshop. Kenapa akoE berkata palsu, sebab mana mungkin ada orang yang ingin berfoto seperti itu.

Selang beberapa lama, salah satu teman memperlihatkanku foto yang tak senonoh lagi, tanggapanku sama, itu hanya hasil edit di photoshop. Temanku pun berkata bukan ini asli, kembali akoE berkata gak mungkin ada orang yang mau  berfoto seperti itu. Sehingga temanku berkata, hari ini saya mau hunting foto seperti itu. Dengan cepat akoE berkata IKUTTTTT.

Maka ikutlah akoE, dihantui rasa penasaran yang sangat besar. Dalam perjalanan temanku berkata model itu dibayar. Kemudian akoE bertanya berapa sich bayarannya, pikirku 10 – 25 juta. Dengan lancar temanku berkata murah kok ada yang 300 rb. Kaget akoE mendengarnya, tiga ratus ribu sebuah harga yang sangat murah.maklumlah duit segitu bagiku disaat kerja hanya habis dalam sehari tuk dipakai nongkrong di café. Kata temanku kalau tak percaya liat sebentar berapa bayaranya.

Masih dalam perjalanan, otakku dipenuhi oleh rasa penasaran yang berkecamuk. Sampai di kompleks, sambil mencari lokasi yang dituju, akoE melihat ada perempuan, dan tiba – tiba saja akoE nyeletuk jangan sampai itu modelnya, kalo yang benar itu modelnya ahh biasa saja. Tak cukup lima menit akoE berkata demikian, tiba – tiba perempuan itu bertanya ke salah satu petugas keamanan tentang alamat yang ingin dia tuju. Nah ternyata alamat yang dia tuju sama dengan alamat yanga akan akoE datangi. akoE pun tersenyum kepada temanku.

Sampai di alamat yang dituju. akoE tidak masuk hanya diluar meskipun diajak, akoE hanya bilang sebentar mau keliling dulu di kompleks. Tiga puluh menit mengelilingi kompleks, capek juga maka  duduklah akoE didepan rumah, masih dengan rasa penasaran. Otakku dipenuhi pertanyaan masuk atau tidak. Karena udah lama menunggu maka kuputuskan masuk. Orang didalam sempat kaget, kata temanku kepada salah satu orang didalam tenanglah karena akoE hanya ingin liat.

Duduklah akoE, disitu ada 4 fotografer, dan 3 orang yang sebagai pengarah. Tetapi bukan itu yang akoE cari. akoE mencari pria yang mengantar perempuan tadi. Dimana yach dia. Padahal akoE udah jalan – jalan keliling kompleks tetapi tak kutemui orang itu.

Dua model berbikini, satu model telah mahir dalam berpose satu lagi masih malu – malu. akoE pun mendengar percakapan pengarah, katanya model parah malam mereka pada clubbing dan paginya pemotretan sehingga mukanya gak segar, jadwal pemotretannya padat full sampai 3 minggu depan. Widihh ternyata selayaknya model yang ada di tv.. hebat!!!!

Setelah session bikini, mulailah dua model membuka bra mereka. akoE kaget. Dalam hati akoE berkata astagafirullah… lama pemotretan pengarahnya berkata ‘bulat’ aja. Tiba – tiba model itu membuka semuanya, artinya tak ada satupun benang yang menutupi dirinya. Kembali akoE kaget dan berkata astagafirullah. akoE malah hampir muntah dan ada perasaan jijik melihat mereka dan malu. Kok mau. Timbul pertanyaan dikepalaku apa yang model ini cari, terus apa komentar orang tuanya jika mengetahui kelakuan anaknya. Kemudian akoE berusaha keras menghapus pikiran negative dikepalaku. Sekarang yang ada dikepalaku  itulah SENI.

Selesai pemotretan akoE sempat berkenalan dengan model. Sebut saja namanya A. ternyata di gak kuliah. Penampilannya mata bulat, kulitnya bersih buanget tidak terdapat bekas luka atau bekas gigitan nyamuk dengan tinggi 169 cm beda 1 cm denganku. Tak ada lipatan perut sama sekali. Perfect. akoE melihat pengarah mulai berkemas, antara fotografer dan model pun tukaran pin BB dan no hp. Oughh, pikirku untuk apa yach.

Dalam perjalanan pulang, pikiran di otakku berapa biaya yang dikeluarkan temanku untuk mengambil foto seperti itu. Akhirnya sambil makan temanku bercerita dia hanya membayar Rp. 250.000. haaaa! Murah sekali. Terus berapa yang didapat oleh dua model tesebut. Berikut hitungan kotornya.

Pemasukan

4 fotografer @Rp 250.000            = Rp. 1.000.000

Pengeluaran

2 Model @Rp 300.000                     = Rp. 600.000

3 Pengarah @ Rp. 100.000           = Rp. 300.000

Biaya tak terduga                              = Rp. 100.000

Tetapi ternyata ada juga model yang high class bayarannya yang sekitar 2 juta rupiah. Bagiku itu masih murah.

Temanku bilang, kamu lihatkan tadi ada tukeran no Hp. Biasanya berlanjut antara  fotografer dan model akan check in. masih geleng – geleng kepala akoE. Kembali berkecamuk di kepalaku orang tua mereka. Ough iya ternyata lelaki yang akoE cari ada dikamar, dan tahukah ternyata lelaki yang akoE cari adalah adik dari salah satu model,. Kenapa akoE tahu, soalnna akoE mendengar si model berkata ke lelaki itu dek barang – barang kaka sudah kamu masukkin semuanya.  ough iya  dan ternyata bagi dia ini adalah foto pertamanya yang  ”bugil”Oh Tuhan.

Dan pada akhirnya rasa penasaranku dan rasa ketidakpercayaan pun hilang, berganti dengan ternyata memang ada kegiatan seperti itu. Artinya di kota – kota besar sudah ada kegiatan seperti ini. Kemajuan zaman berbanding lurus dengan kegiatan seperti itu.


Kompasiana