h1

“Ziarah dan Tahlil Politik Dua Mantan Presiden PKS” What’s Wrong?

April 22, 2013

OPINI | 22 April 2013 | 19:53 Dibaca: 89   Komentar: 2   1 inspiratif

Membaca tulisan yang berjudul Ziarah dan Tahlil Politik Dua Mantan Presiden PKS yang ditulis oleh Black Devil, saya sebagai orang yang sejak kecil hidup di lingkungan NU sangat tergelitik, Mengapa? Karena menurut saya apa yang ditulis oleh Black Devil ini adalah lagu lama, bahkan anggapan PKS cenderung dekat atau bahkan berpaham Wahabi sudah muncul sejal lama. Di setiap menjelang pemilu 2004 & 2009 isu-isu seperti ini selalu muncul dan menjelang pemilu 2014 isu ini pun muncul kembali padahal isu-isu seperti ini sudah dibantah sejak lama baik oleh Hidayat Nur Wahid sendiri maupun penjelasan resmi dari Dewan Syariah Pusat PKS. Saya coba cari-cari kembali beritanya dan cukup banyak namun saya ambil 3 link ini saja, silahkan dibaca :

http://news.detik.com/read/2009/04/29/132930/1123240/700/hidayat-saya-dan-pks-bukan-wahabi

http://pksrungkut.wordpress.com/2012/10/15/bayan-dpp-pks-tentang-wahabi-qunut-tahlil-maulid-dan-yasin-an/

http://www.pkspiyungan.org/2008/10/penjelasan-dewan-syariah-pusat-pks.html

Tentang ziarah & tahlil yang dilakukan oleh dua mantan Presiden PKS, Apa yang salah dengan ziarah & tahlil yang dilakukan oleh para petinggi PKS tersebut? Saya pikir ziarah & tahlil itu hal yang biasa dilakukan bahkan bukankah berziarah diperbolehkan dalam Islam, membaca tahlil & bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad saw adalah sesuatu yang dianjurkan, selama dzikir & doa yang dibaca saat ziarah tersebut sesuai dengan tuntunan Baginda Nabi Muhammad saw tidaklah menjadi masalah. Mungkin karena ziarahnya bertepatan dengan rangkaian acara Milad PKS ke-15 sehingga banyak media yang meliput apalagi momen-momen seperti itu sangat jarang didapat oleh media, padahal yang saya tahu setiap pecan kader PKS selalu dievaluasi apakah melaksankan ziarah atau tidak sebagai bagian untuk “Dzikrul Maut” (mengingat kematian)

Tentang “Al-Barzanzi” & “Tahlil”, saya ingin bertanya apakah Black Devil pernah membaca kitab “Al Barzanzi” & mengikuti “Tahlil”??? Justru saya malah heran dengan pandangan Mas Agus Sunyoto bahwa tahlil itu lebih banyak dipengaruhi oleh Syiah ketimbang Sunni dasar-dasarnya apa? Mengapa Black Devil tidak mencari referensi dari para Kyai NU saja yang lebih berkompeten???

Terkait tulisan Black Devil yang menilai bahwa sikap PKS tersebut ingin mengambil hati warga NU, saya kira Black Devil terlambat mengetahui bahwa tidak sedikit warga NU yang telah lama menjadi kader maupun simpatisan PKS bahkan di tingkat DPP ada banyak yang berlatar belakang NU diantarany

  • Habib DR. Salim Segaf Al Jufri (Mensos saat ini) adalah seorang habib cucu pendiri Al Khairat dan salah seorang pendiri Partai Keadila
  • Beberapa habaib yang lain fungsionaris PKS seperti Habib Abu Bakar Al Habsyi, Habib Nabil Al Musawwa, Habib Fahmi Alaydrus.
  • Mantan Presiden pertama Partai Keadilan DR. H. Ir. Nurmahmudi Ismail, MSc lulusan Amerika, berlatar belakang pesantren di Kediri yang kental ke NU-annya.
  • Ketua Dewan Syari’ah Pusat PKS KH. DR. Surahman Hidayat, MA tamatan universitas Al Azhar Mesir yang bermazhab Syafi’i, latar belakangnya NU dan PUI, sebelumnya PII dan HMI.
  • Beberapa anggota Dewan Syari’ah Pusat juga berlatar belakang NU seperti KH. DR. Muslih Abdul Karim, MA murid kesayangan Alm. KH. Abdullah Faqih, Langitan. H. Bukhari Yusuf, MA, sekretaris DSP, murid kesayangan KH. Noer Ahmad S, ahli Ilmu Falak NU. H. Bakrun Syafi’i, MA alumni Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta adalah murid kesayangan KH Ali Ma’shum. H. Amang Syafruddin, Lc, Msi alumnus Pesantren NU Cipasung, Tasikmalaya yang sering dipuji sebagai murid nomor 1
  • Beberapa ulama seperti DR. Ahzami Samiun, MA. (putra dari tokoh NU, KH. Samiun Jazuli), Prof. DR. Ahmad Syathori (alumni pesantren Babakan Ciwaringin dan Buntet), adalah tempat bertanya dan rujukan kader PKS.

Apalagi PKS saat ini adalah partai terbuka dengan salah satu slogannya yang baru yakni HARMONI yang menghargai keragaman dimana siapapun bisa dan boleh bergabung bersama PKS.

Tanggapan yang saya tulis ini hanya sekedar mengingatkan bahwa sebaiknya jika ingin mengkritisi PKS kritiklah pada bagian dimana memang hal tersebut memang harus diperbaiki oleh PKS & para kadernya karena PKS & para kadernya adalah manusia biasa yang tak lepas dari perbuatan salah bukan menulis ulang sesuatu yang sudah menjadi isu lama.

Terima kasih & mohon maaf

Salam Cinta dari saya……<3

Siapa yang menilai tulisan ini?

1


Inspiratif


Kompasiana